Glosarium. my. id, JAKARTA - Produser Cerelina Judisari baru saja ikut memeriahkan puncak perayaan Hari Film Nasional .
Sebuah acara yang diberi nama Film Art digelar dengan mengangkat tema Belakang Layar Sinema.
Film Art 2024 menghadirkan rangkaian acara dalam balutan penyajian yang segar di selasar Sarina. Deretan instalasi-instalasi pakaian dan properti yang dipergunakan dalam film hadir di acara itu.
Terlihat motor ikonik Dilan, lalu dari kelompok superhero ada Gundala, Sri Asih dan Satria Dewa Gatotkaca. Di sudut lain nampak Sultan Agung dan busana Srimulat. “Selama ini memang kegiatan film cenderung berada di tempat spesifik, seperti di bioskop, nah Film Art membawa sineas terlihat lebih terbuka di tempat publik," beber Cerelina Judisari yang juga bagian dari Badan Perfilman Indonesia (BPI) di kawasan Sarinah Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2024).
"Masyarakat yang lalu lalang dapat melihat langsung semua proses dan mendengarkan diskusi-diskusinya, melihat dari dekat bentuk busana film, semacam upaya promosi film Indonesia secara keseluruhan,” terangnya.
Hal unik lainnya adalah acara peragaan busana film yang menampilkan pakaian-pakaian dari 20 film Indonesia.
Busana-busana yang berkaitan dengan film seperti Agak Laen, Warkop DKI Reborn, Habibie Ainun, Sherina, Keluarga Cemara, Pengabdi Setan, KKN Desa Penari, Wiro Sableng, Kadet 1947 hadir, bahkan para hantu juga berkeliaran sekitar run-way. “Busana di film sudah terbukti dapat membuat sebuah trend," bebernya.
"Di Sarinah keliatan kan, ada kebaya-kebaya Janggan. Busana film juga dapat ditampilkan menjadi sebuah show tersendiri” ujar Celerina.
Ada harapan dari Celerina Judisari agar acara Film Art tidak hanya di Jakarta saja tetapi juga di kota-kota lain.
Hal ini untuk lebih mendekatkan para sineas dengan masyarakat luas. Dengan demikian dapat mendorong terciptanya penonton-penonton baru film Indonesia yang loyal.
***
Sebuah acara yang diberi nama Film Art digelar dengan mengangkat tema Belakang Layar Sinema.
Film Art 2024 menghadirkan rangkaian acara dalam balutan penyajian yang segar di selasar Sarina. Deretan instalasi-instalasi pakaian dan properti yang dipergunakan dalam film hadir di acara itu.
Terlihat motor ikonik Dilan, lalu dari kelompok superhero ada Gundala, Sri Asih dan Satria Dewa Gatotkaca. Di sudut lain nampak Sultan Agung dan busana Srimulat. “Selama ini memang kegiatan film cenderung berada di tempat spesifik, seperti di bioskop, nah Film Art membawa sineas terlihat lebih terbuka di tempat publik," beber Cerelina Judisari yang juga bagian dari Badan Perfilman Indonesia (BPI) di kawasan Sarinah Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2024).
"Masyarakat yang lalu lalang dapat melihat langsung semua proses dan mendengarkan diskusi-diskusinya, melihat dari dekat bentuk busana film, semacam upaya promosi film Indonesia secara keseluruhan,” terangnya.
Hal unik lainnya adalah acara peragaan busana film yang menampilkan pakaian-pakaian dari 20 film Indonesia.
Busana-busana yang berkaitan dengan film seperti Agak Laen, Warkop DKI Reborn, Habibie Ainun, Sherina, Keluarga Cemara, Pengabdi Setan, KKN Desa Penari, Wiro Sableng, Kadet 1947 hadir, bahkan para hantu juga berkeliaran sekitar run-way. “Busana di film sudah terbukti dapat membuat sebuah trend," bebernya.
"Di Sarinah keliatan kan, ada kebaya-kebaya Janggan. Busana film juga dapat ditampilkan menjadi sebuah show tersendiri” ujar Celerina.
Ada harapan dari Celerina Judisari agar acara Film Art tidak hanya di Jakarta saja tetapi juga di kota-kota lain.
Hal ini untuk lebih mendekatkan para sineas dengan masyarakat luas. Dengan demikian dapat mendorong terciptanya penonton-penonton baru film Indonesia yang loyal.